Gorontalo – INFO_PAS- Jum’at (23/05) Program POSABARI (Program Sadar Belajar Agama dengan Sabar dan Ikhlas) yang digagas oleh Kementerian Agama Kota Gorontalo terus menunjukkan dampak positif, khususnya di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Gorontalo. Di balik suksesnya program ini, hadir sosok sosok inspiratif Penyuluh Agama Islam Kantor Kemenag Kota Gorontalo dan salah satu sosok yang memiliki peran strategis dalam mendorong pencapaian Inovasi POSABARI di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Gorontalo adalah Ustadzah Masnihaya yang mendedikasihkan dirinya dalam Pembinaan warga binaan khususnya dibidang Pendidikan Al-Qur’an.
Sebagai pendidik, Masnihaya tidak hanya mengajarkan teknis membaca Al-Qur’an, tetapi juga menyentuh sisi emosional para warga binaan. Ia menggunakan pendekatan sabar, penuh kasih, dan personal. Dalam setiap sesi, ia selalu memulai dengan menyapa dan membangun kedekatan, menjadikan suasana belajar terasa hangat dan tidak menghakimi. Ia sangat memahami bahwa sebagian besar warga binaan memulai dari titik nol dalam membaca huruf hijaiyah.
“Setiap huruf yang mereka lafalkan adalah bentuk perjuangan dan harapan baru. Saya hanya ingin hadir sebagai pendamping yang menguatkan, bukan menghakimi,” tutur Ibu Masnihaya dengan penuh empati.
Metode pembelajarannya dilakukan dengan bahasa sederhana, bertahap, dan banyak pengulangan, serta disertai penjelasan makna ayat agar warga binaan tidak hanya bisa membaca tetapi juga memahami. Ia juga sering menyisipkan pesan-pesan moral dan motivasi hidup dari ayat yang sedang dipelajari, sehingga materi menjadi lebih relevan dan mengena bagi warga binaan.
Program ini telah menjadi contoh praktik baik pembinaan keagamaan berbasis kemanusiaan dan spiritualitas. Banyak warga binaan yang awalnya malu dan ragu, kini tampil percaya diri membaca Al-Qur’an dan bahkan mengajarkan kembali ilmu yang mereka dapoat ke Warga Binaan lain.
Kasibinadik Lapas Gorontalo, Kasdin Lato, menyampaikan bahwa hadirnya Masnihaya membawa suasana keteduhan dalam proses pembelajaran Al-Qur’an dengan metode serta pendekatan yang sangat humanis kepada warga binaan.
“Pendekatan beliau sangat menyentuh. Mengajarkan Tajwid dan hukum bacaan dengan sabar dan berproses. Tidak hanya mengajar, tapi juga membina hati dan jiwa mereka. Warga binaan merasa dihargai dan itu mempercepat proses perubahan mereka,” ujarnya.
Sementara itu, Kalapas Gorontalo, Sulistyo Wibowo, turut memberikan apresiasi tinggi atas kolaborasi Kantor Kementerian Agama Kota Gorontalo melalui Penyuluh penyuluh Agama dalam program Inovatif POSABARI.
“Program ini adalah inovasi luar biasa yang nyata dan memberikan dampak Positif. Kami berterima kasih khususnya kepada semua Penyuluh Agama Islam yang telah berperan aktif dalam proses Pembinaan Warga Binaan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Gorontalo, Kehadiran mereka membawa warna dan harapan positif tumbuh kembangnya pembinaan kepribadian bagi warga binaan,” ujar Kalapas.
Perjalanan Inovasi POSABARI membuktikan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil yang dilakukan dengan hati yang tulus. Di balik tembok Lapas, Al-Qur’an tidak sekadar dibaca, tetapi dihayati sebagai jalan dan harapan menuju masa depan yang lebih berarti.
#kemenimipas
#ditjenpas
#kanwilditjenpasgorontalo
#lapasgorontaloIKHLAS